Jasa Konsultan Penyusunan Information System Planning
Seiring bertumbuhnya tingkat persaingan industri global, banyak perusahaan berlomba-lomba membuat kegiatan operasi dan strategi bisnis yang lebih efektif dan efisien. Sebetulnya, kalau kita lihat fenomena bisnis saat ini, kita tidak bisa melepas diri dari peran digital dan peran dari sistem informasi. Kadangkala, beberapa perusahaan memiliki strategi yang bergerak sangat cepat, namun infrastruktur digital dalam perusahaan tersebut belum siap. Misalnya, sebuah perusahaan yang memiliki kebutuhan terhadap analisis, mulai data collecting, data analysis, data interpretasi dilakukan secara manual, padahal dengan bantuan infrastruktur digital proses tadi dapat berjalan jauh lebih mudah. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk memiliki perencanaan sistem informasi, pada kesempatan kali ini kita akan membahas lebih lanjut terkait information system planning bagi perusahaan.
Definisi Information System Planning
Information system planning merupakan sebuah perencanaan yang dilakukan oleh korporat dan sangat penting untuk dilakukan di dalam mendesain atau membuat sebuah masterplan dengan infrastruktur digital atau infrastruktur sistem informasi mengiringi berjalannya arah strategis perusahaan.
Manfaat Perencanaan Sistem Informasi bagi Perusahaan
- Memudahkan perusahaan untuk mengelola data informasi dengan baik, cepat dan akurat.
- Menghindari kesalahan fatal akibat kelalaian yang dilakukan pada kegiatan secara manual.
- Manajemen perusahaan menjadi lebih efektif dan efisien.
- Mampu mengungguli persaingan pasar karena kinerja bisnis lebih cepat dengan pendayagunaan waktu yang efektif dan optimal.
- Meningkatkan profitabilitas perusahaan.
- Meningkatkan kepuasan konsumen atau kepuasan masyarakat.
Komponen dari Information System Planning
Ada beberapa komponen dalam penyusunan perencanaan sistem informasi ini, namun sebelum itu kita harus menentukan terlebih dahulu posisi sistem informasi di perusahaan ada dimana. Mengutip sebuah model portofolio dari Mc Farlan (1984) yang menganggap kontribusi SI/TI untuk bisnis sekarang dan di masa depan didasarkan pada dampak industri. Model Portofolio yang dikembangkan oleh Mc Farlan Juga disebut Strategic Grid yang digunakan untuk memetakan kontribusi SI/TI terhadap bisnis saat ini/masa depan berdasarkan impact-nya terhadap industri (Ward & Peppard 2002).
- Support : Pada kuadran ini menunjukkan bahwa aplikasi saat ini dapat meningkatkan manajemen dan kinerja namun tidak memiliki peran penting untuk bisnis. Misalnya, pemanfaatan media sosial sebagai pendukung dari aktivitas marketing perusahaan.
- Turnaround (high potential) : Pada kuadran ini menunjukkan bahwa aplikasi saat ini, mungkin memiliki kepentingan strategis di masa depan.
- Factory : Pada kuadran ini artinya aplikasi saat ini sangat penting untuk mempertahankan bisnis yang ada.
- Strategic : Pada kuadran ini menunjukkan bahwa aplikasi saat ini sangat penting untuk masa depan bisnis
Secara umum, terdapat 3 komponen yang harus kita penuhi dalam perencanaan sistem informasi ini. Pertama adalah people, misal ada aplikasi yang bagus, namun people-nya tidak kompeten, maka sangat disayangkan. Kedua yaitu proses, perusahan memiliki aplikasi yang manfaatnya besar dan SDM-nya berkompeten, namun prosesnya berbelit-belit atau tidak user friendly maka hal ini tentu akan menyulitkan. Ketiga yaitu teknologi itu sendiri. Sebagai contoh, produk Apple Watch. Jika berbicara people, siapa yang bisa menggunakan itu salah satunya orang-orang yang memerlukan aktivitas yang membutuhkan review seperti detak jantungnya atau berapa jarak yang ia tempuh. Kemudian proses bisnis, sangatlah mudah, tinggal klik muncul review-nya. Yang terakhir, komputernya atau teknologinya, mudah dipakai seperti jam tangan kemudian juga bisa terhubung dengan komputer dengan HP dan mobile phone.
Nah komponennya ada 3 aspek tadi. Sehingga di dalam menyusun perencanaan sistem informasi, perlu harus memperhatikan aspek itu. Ini secara umum tapi kalau lihat beberapa perusahaan yang lain saya juga memperhatikan ada faktor penting yang lain itu adalah budaya/culture. Kalau organisasi itu culturenya open minded, maka sangat mudah untuk mengadopsi teknologi itu. Tapi kalau budaya di dalam perusahaan itu closed minded atau misalnya suka pada aktivitas yang stagnan/rutinitas Justru nanti tidak akan bisa memperbaiki sebuah keadaan meskipun teknologinya sangat bagus. Jadi secara umum ada tiga komponen tadi dalam menyusun information system planning atau perencanaan sistem informasi, tapi secara teknis di lapangan itu tergantung dari masing-masing perusahaan.
Tahapan Penyusunan Dokumen Information System Planning
Terkait tahapan penyusunan dokumen perencanaan sistem informasi ini masih sangat general, namun secara garis besar tahapannya terdiri dari :
- Menentukan determinasi/tujuan/kebutuhan perusahan terlebih dahulu.
- Melakukan diskusi dan wawancara untuk mengetahui business requirement model.
- Mencari dan memenuhi elemen-elemen yang dibutuhkan dalam penyusunan perencanaan strategis di bidang sistem informasi.
- Melakukan simulasi/prototyping, namun hal ini disesuaikan dari kebutuhan perusahaan, apakah hanya sampai tahap penyusunan dokumen saja atau sampai prototyping.
Dampak Positif dari Perencanaan Sistem Informasi bagi Stakeholder
Pastinya, dengan perencanaan sistem informasi ini akan sangat memudahkan kinerja stakeholder. Kemudian menghindari terjadinya multitafsir, karena seringkali pengambilan keputusan antar satu manajer dengan manajer yang lain itu berbeda. Tentu hal ini sangat berpengaruh terhadap data. Sebetulnya, muara dari perencanaan sistem informasi ini yang paling mudah dan bisa dirasakan oleh stakeholder adalah berkaitan sama data-data interface-nya atau misalnya data luarannya, tampilan datanya itu sangat mudah untuk dipahami dan mudah untuk digunakan dalam pengambilan keputusan.
Alat Analisis yang Digunakan dalam Penyusunan Dokumen Information System Planning
Terdapat banyak alat analisis yang digunakan dalam menyusun perencanan sistem informasi ini, tergantung pada kebutuhan perusahaan. Contohnya kalau kita mau melakukan shifting dari perusahaan yang sifatnya aplikasi itu hanya suporting seperti penggunaan media sosial dalam brand awareness, maka kita bisa menggunakan Grid Strategic dari Mc Farlan. Nah ini kita bisa melakukan shifting dari suporting ke turn around atau dari supporting ke factory kemudian ke strategic dsb. Kemudian, jika ingin mengevaluasi seberapa besar dampak dari IT di dalam proses bisnis, apakah aplikasi itu mudah digunakan, apakah aplikasi itu sangat berguna, maka kita dapat menggunakan TAM model atau technology acceptance model (model penerimaan teknologi).
Metode Kerangka Berfikir untuk Penyusunan Dokumen Information System Planning
Seperti halnya dengan tahapan, metode kerangka berfikir yang digunakan dalam menyusun perencanaan sistem informasi ini juga sangat general, disesuaikan dengan tujuan dan perencanaan strategis yang akan dilakukan perusahaan. Misalnya, ketika perusahaan ingin melakukan IT adoption rate, maka menggunakan framework TAM yang diawali dengan analisis eksternal variabel, kemudian untuk melihat aspek penerimaan pada sistem informasi dengan tugas yang ada, maka dapat mengadopsi kerangka berfikir dari TTF (Task Technology Fit) yang dipelopori oleh Goodhue and Thompson pada tahun 1995. Sehingga terkait metode kerangka berfikir sangat bervariasi, tentunya kita pakai yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Lama Pengerjaan Information System Planning
Lama pengerjaan information system planning ini sekitar 3-4 bulan, namun dapat berubah tergantung kompleksitas pekerjaan, ukuran perusahaan dan kesiapan partner perusahaan.
1 thought on “Information System Planning”