Site Overlay

Konsultan Feasibility Study (Studi Kelayakan Bisnis)

feasibility study

Ingin menggunakan jasa konsultan untuk penyusunan Feasibility Study (Studi Kelayakan Bisnis)?

Silahkan kontak ke nomor 0813-1884-1717 atau tekan tombol logo WhatsApps untuk mengajukan layanan konsultan.

KONSULTAN PENYUSUNAN FEASIBILITY STUDY (STUDI KELAYAKAN)

Feasibility study merupakan salah satu aspek penting dalam perusahaan. Tanpa feasibility study, perusahaan tidak dapat meminimalkan risiko kerugian dengan baik. Oleh karena itu, feasibility study harus ditinjau oleh semua pemangku kepentingan perusahaan atau organisasi. Jadi apa sebenarnya feasibility study itu? Mari kita bicara lebih banyak tentang studi kelayakan!

Definisi Studi Kelayakan (Feasibility Study)

Feasibility Study adalah penilaian awal yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan dalam rangka melaksanakan pengembangan tertentu di perusahaan. Secara sederhana dapat diartikan studi kelayakan adalah studi yang melihat atau mengukur profitabilitas suatu rencana atau program yang dilaksanakan oleh suatu perusahaan. Salah satu tujuan studi kelayakan ini adalah untuk mengurangi risiko usaha, oleh karena itu diperlukan perhitungan awal yang secara praktis disebut studi kelayakan. Riset profitabilitas juga berbeda dengan pemasaran, keuangan, dan lain-lain.

Studi kelayakan adalah analisis yang dilakukan untuk menentukan kelayakan suatu proyek atau bisnis. Ini termasuk analisis pasar, teknis, ekonomi, sosial dan lingkungan. Tujuan studi kelayakan adalah untuk mengetahui apakah proyek atau bisnis dapat dijalankan secara ekonomis dan menguntungkan serta untuk mengidentifikasi potensi masalah atau risiko.

Manfaat Studi Kelayakan untuk Perusahaan

Studi kelayakan memiliki beberapa manfaat bagi perusahaan. Salah satunya adalah perusahaan berhati-hati untuk mengurangi risiko keuangan. Dengan studi kelayakan yang tepat, potensi terjadinya kerusakan di tengah perjalanan bisnis dapat diantisipasi sejak awal, sehingga potensi kerusakan dapat diantisipasi dengan baik.
Selain untuk mengurangi risiko kerugian, perusahaan biasanya diberikan opsi saat menyiapkan kasus bisnis. Beberapa opsi ini optimis, moderat, dan pesimis. Opsi optimis ini dapat diterapkan jika tidak ada kendala yang diramalkan bagi perusahaan. Kemudian opsi optimis diterapkan pada perusahaan yang kondisi keuangannya saat itu tidak terlalu menggembirakan dan menguntungkan. Di tengah pilihan pesimis dan optimis, terdapat pilihan moderat, dimana pilihan ini dapat diterapkan untuk mencapai tujuan perusahaan secara lebih rasional dengan menerapkan poin-poin tertentu di dalamnya.

Dengan bantuan studi kelayakan, perusahaan bisa mendapatkan pedoman yang ideal. Tanpa studi kelayakan yang tepat, akan sulit bagi perusahaan untuk beradaptasi di masa mendatang, karena persiapan yang matang tidak dilakukan sebelumnya. Berikut adalah beberapa manfaat studi kelayakan untuk bisnis, antara lain:

  1. Membantu dalam pengambilan keputusan: Studi kelayakan membantu perusahaan dalam mengambil keputusan tentang apakah proyek atau bisnis yang diusulkan layak untuk dilaksanakan atau tidak.

  2. Menentukan biaya yang diperlukan: Studi kelayakan membantu perusahaan dalam menentukan biaya yang diperlukan untuk menjalankan proyek atau bisnis, sehingga perusahaan dapat mempersiapkan dana yang diperlukan.

  3. Menentukan potensi keuntungan: Studi kelayakan  membantu perusahaan dalam menentukan potensi keuntungan yang diharapkan dari proyek atau bisnis, sehingga perusahaan dapat mengevaluasi apakah proyek atau bisnis tersebut layak untuk dilakukan.

  4. Mengidentifikasi masalah dan risiko: Studi kelayakan membantu perusahaan dalam mengidentifikasi masalah dan risiko yang mungkin terjadi dalam proyek atau bisnis, sehingga perusahaan dapat mengambil tindakan untuk mengatasinya.

  5. Memperkuat rencana bisnis: Studi kelayakan membantu perusahaan dalam menyusun rencana bisnis yang lebih kuat dan terperinci, sehingga perusahaan dapat lebih yakin dalam mengeksekusi proyek atau bisnis tersebut.

Komponen dari Feasibility Study

1. Keuangan: Pada aspek keuangan terdapat beberapa komponen penting, diantaranya adalah payback period, Internal Rate of Return (IRR), Net Present Value (NPV). Pada intinya dalam aspek keuangan ini dengan menggunakan beberapa teori tersebut dapat menggambarkan nilai berupa angka untuk memprediksi kesuksesan atau tingkat valuasi perusahaan untuk kedepannya.

2. Non keuangan: Seperti marketing, product development, struktur organisasi, dll.

Tahapan dari Penyusunan Feasibility Study

Tahapan dalam penyusunan studi kelayakan sebenarnya sangatlah mudah, diantaranya adalah:

  1. Pengumpulan data
  2. Mengadakan forum FDG dengan pihak internal perusahaan
  3. Melakukan simulasi menggunakan excel atau spreadsheet. Dari simulasi ini bisa kita hitung mengenai asumsi pendapatan, asumsi aset, beban gaji,beban operasional, dan pada akhirnya mendapatkan data asumsi laporan keuangan, yang pada akhirnya dapat memberikan output data rasio seperti halnya NPV (Net Present Value),payback period,IRR (Internal Rate Of Return), return of asset, dsb.

Jasa RJPP

Dampak Feasibility Study bagi Stakeholders

Dampak studi kelayakan bagi stakeholder dapat dibedakan menjadi dampak positif dan negatif:

Dampak Positif

  1. Stakeholders akan lebih tertata dengan baik.
  2. Mitigasi risiko bisa dilakukan dengan maksimal.
  3. Membantu stakeholder dalam pengambilan keputusan, karena studi kelayakan memberikan informasi yang cukup untuk mengevaluasi kelayakan proyek atau bisnis.
  4. Membantu stakeholder dalam mempersiapkan dana yang diperlukan, karena studi kelayakan menyediakan estimasi biaya yang dibutuhkan.
  5. Membantu stakeholder dalam menentukan potensi keuntungan, karena studi kelayakan menyediakan proyeksi pendapatan yang diharapkan.
  6. Membantu stakeholder dalam mengidentifikasi masalah dan risiko, karena studi kelayakan menyediakan analisis tentang masalah dan risiko yang mungkin terjadi.

Dampak Negatif

  1. Biaya yang dibutuhkan untuk menyusun studi kelayakan dapat menjadi beban bagi stakeholder.
  2. Hasil dari studi kelayakan dapat menunjukkan bahwa proyek atau bisnis yang diusulkan tidak layak untuk dilaksanakan, sehingga dapat menimbulkan kekecewaan dan kerugian bagi stakeholder.
  3. Proses penyusunan studi kelayakan dapat memakan waktu yang lama, sehingga dapat menimbulkan keterlambatan dalam pelaksanaan proyek atau bisnis.

Alat Analisis untuk Penyusunan Feasibility Study

Salah satu alat analisis sederhana yang dapat digunakan dalam penyusunan studi kelayakan non keuangan dalam bidang marketing adalah dengan melakukan analisis SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, and threats). Dan jika membahas mengenai studi kelayakan dalam bidang keuangan alat analisis yang digunakan adalah sesuai dengan komponen financial modelling dan sesuai dengan kebutuhan dari perusahaan itu sendiri. Berikut adalah beberapa alat analisis yang sering digunakan dalam penyusunan studi kelayakan adalah:

  1. Analisis SWOT: Alat ini digunakan untuk menganalisis Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang), dan Threats (ancaman) dari proyek atau bisnis yang akan dilakukan.
  2. Analisis Break Even Point (BEP): Alat ini digunakan untuk menentukan tingkat volume penjualan yang harus dicapai agar proyek atau bisnis tersebut menjadi break even (tidak rugi).
  3. Analisis Net Present Value (NPV) dan Internal Rate of Return (IRR): Alat ini digunakan untuk mengevaluasi kelayakan finansial dari proyek atau bisnis yang akan dilakukan.
  4. Analisis Payback period: Alat ini digunakan untuk mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan modal yang diinvestasikan.
  5. Analisis Benefit-Cost Ratio (BCR): Alat ini digunakan untuk mengetahui rasio manfaat (benefit) terhadap biaya (cost) dari proyek atau bisnis yang akan dilakukan.
  6. Analisis Sensitivitas: Alat ini digunakan untuk menganalisis bagaimana perubahan dalam asumsi atau kondisi yang digunakan dalam perhitungan NPV, IRR, BEP dll akan mempengaruhi hasil analisis.

Metode Kerangka Berpikir untuk Penyusunan Feasibility Study

Kerangka berpikir bisa diterapkan sesuai dengan urutannya. Langkah utama dan yang terpenting adalah menyelaraskan studi kelayakan keuangan dan non keuangan sehingga bisa mencapai tujuan dan target perusahaan.

Contoh Feasibility Study

Contoh studi kelayakan dapat beragam tergantung pada proyek atau bisnis yang akan dilakukan. Berikut ini adalah contoh studi kelayakan untuk proyek pembangunan pabrik pengolahan makanan:

  1. Analisis pasar: Studi tentang permintaan pasar untuk produk pengolahan makanan, termasuk segmentasi pasar, ukuran pasar, tren pasar, dan persaingan.
  2. Analisis teknis: Studi tentang desain pabrik, lokasi pabrik, peralatan yang diperlukan, dan sumber daya yang diperlukan untuk menjalankan pabrik.
  3. Analisis keuangan: Studi tentang biaya yang dibutuhkan untuk membangun dan menjalankan pabrik, serta proyeksi pendapatan yang diharapkan dari pabrik tersebut.
  4. Analisis sosial: Studi tentang dampak sosial dari pembangunan pabrik, termasuk dampak terhadap masyarakat setempat dan lingkungan.
  5. Analisis lingkungan: Studi tentang dampak lingkungan dari pembangunan pabrik, termasuk dampak terhadap ekosistem dan lingkungan.
  6. Analisis legal: Studi tentang regulasi yang berlaku dan persyaratan legal yang harus dipenuhi.
  7. Kesimpulan dan rekomendasi: Berisi kesimpulan dari hasil analisis dan rekomendasi tentang apakah proyek pembangunan pabrik pengolahan makanan tersebut layak untuk dilakukan atau tidak.

Lama Pengerjaan Feasibility Study

Secara umum proses penyusunan studi kelayakan adalah 45 hari, hal ini sebenarnya bisa saja terjadi jika data-data yang diperlukan tersaji dengan jelas. Selain itu, diperlukan pula orang-orang yang kooperatif dan bisa menyempatkan waktunya untuk berfokus pada penyusunan studi kelayakan ini.

Ingin menggunakan jasa konsultan untuk penyusunan Feasibility Study (Studi Kelayakan Bisnis)?

Silahkan kontak ke nomor 0813-1884-1717 atau tekan tombol logo WhatsApps untuk mengajukan layanan konsultan.

Scroll Up